Universitas Diponegoro – Semarang. Tim Dosen Departemen Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip, Sabtu 4 Maret 2023 mengadakan pelatihan budidaya magot di Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Maggot yang akan dikembangkan oleh masyarakat diharapkan dapat menjadi sumber pakan alternatif pada budidaya perbibitan lele dan unggas, guna menekan biaya pakan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan petani peternak yang mengeluhkan sulit dan mahalnya mendapatkan pakan murah bagi usaha peternakan dan perikanan yang telah mereka laksanakan. “Jika masalah pakan ini dapat teratasi, pasti akan banyak lagi warga yang mau usaha perbibitan lele ini, karena dulu sudah terbukti sangat menguntungkan” jelas Sukrisno, S.Pd.SD, S.H., kepala Desa Sukorejo.
“Maggot ini berasal dari lalat hitam (Black Soldier Flies) dan salah satu pakan alternatif yang berkualitas untuk ikan maupun ternak”, jelas Dr. Ir. Mulyono, M.Si., peneliti maggot dari Undip, di hadapan sekitar 120 petani peternak. Dijelaskan lebih lanjut dalam paparannya bahwa kandungan protein yang tinggi (mencapai 38%) dan lemak yang cukup tinggi (20%) serta mudahnya dalam budidaya menjadikan maggot semakin menarik untuk dikembangkan. Budidaya maggot dapat dilakukan dengan cara sederhana dan biaya yang murah. Budidaya maggot selain akan menyediakan sumber protein yang murah, juga merupakan salah satu kegiatan pengolahan sampah organik yang dihasilkan dari dan ditangani di skala rumah tangga.
Kegiatan pelatihan diberikan secara lengkap mulai dengan penyuluhan tentang teknis budidaya maggot dari penetasan telur sampai dengan budidaya lalat dewasa. Dalam kegiatan pelatihan ini, Departemen Peternakan FPP Undip juga menyerahkan bantuan berupa telur maggot, peralatan dan pakan untuk budidaya maggot. Maggot dapat dipanen pada umur 15-20 hari dan dapat langsung digunakan sebagai pakan ikan dan ternak (unggas) atau dikeringkan lebih dulu. Sedangkan bagi warga Sukorejo yang akan menggunakan maggot bagi pakan anakan lele maka dapat memanen baby maggot, yaitu maggot yang berusia sekitar satu minggu. Baby maggot ini menjadi pakan alternatif pengganti cacing darah yang selama ini dijadikan pakan utama dalam perbibitan lele.
Pelatihan maggot ini dilanjutkan dengan praktek langsung, sehingga petani peternak nantinya benar-benar mampu dan mandiri dalam pelaksanaan budidayanya. Kadep Peternakan, Dr. Ir. Sri Sumarsih, S.Pt, M.P., IPM dalam sambutan penutupan pelatihan menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menjadi sarana transfer iptek dari hasil-hasil penelitian di Undip kepada masyarakat peternak. Keberhasilan dalam budidaya maggot diharapkan akan meningkatkan perekonomian masyarakat petani peternak sehingga tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu dalam rangkaian percepatan tujuan pembangunan nasional berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s) dapat tercapai. Dengan demikian diharapkan dapat mengakhiri kemiskinan yang masih ada di masyarakat.