Tanggal 1 Juni 2022, bertepatan dengan hari lahir Pancasila, tim pengabdian Agroekoteknologi Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro mengadakan pengabdian kepada masyarakat dengan materi pakan ternak dan teknologi pupuk.
Acara ini diselenggarakan atas inisiatif Kepala Desa Kadirejo, Pabelan, Semarang yang memiliki visi dalam mewujudkan Kadirejo Agro Park sebagai tempat wisata edukasi berbasis pertanian, peternakan, kearifan lokal dan keindahan alam di tanah desa seluas 9 ha.
Pak Riyadi, Kepala Desa Kadirejo mengungkapkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat dari tim Undip ini adalah langkah pembuka, “Setelah ini Dosen Undip silahkan untuk melakukan riset disini, kami akan merasa didampingi, dan kami berterima kasih, membuka diri, dan desa untuk riset ilmu pengetahuan” ungkapnya pada saat membuka acara.
Pada sesi pertama sosialisasi dilakukan oleh Bapak Dr. Ir. Sutarno yang menjelaskan tentang berbagai macam pakan ternak yang telah ada di Desa Kadirejo, yaitu indigofera, kaliandra, turi, gamal, Zanzibar, dan lodho dilanjutkan tentang konsep multistrata tanaman yang sebenarnya merupakan kearifan lokal, yaitu sistem tanaman tumpang sari dengan memanfaatkan perbedaan ketinggian tanaman. “Dengan memanfaatkan ketinggian tanaman yang berbeda, pemanfaatan lahan akan menjadi lebih efektif karena lahan dapat digunakan untuk pangan, papan, dan pakan sekaligus”, ujar dosen senior ini pada pemaparan materinya.
Sesi kedua dilanjutkan pemaparan tentang pembuatan pupuk dan perbanyakan bakteri yang dijelaskan oleh Bapak Dr. Ir. Susilo Budiyanto, M.Si, “Panjenengan semua Saya rasa sudah tidak asing tentang pupuk organik dan penjelesan bakteri, nah pada sesi sharing ini, semoga bisa menambah semangat untuk mau lagi mencoba membuat dan istiqomah memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekitar (red-khususnya untuk pengomposan), karena eman di Desa ini ketersediaan bahan pupuk melimpah”,
Sesi sharing pengalaman oleh Septrial Arafat, S.P., M.P. tentang pembuatan pupuk dan perbanyakan bakteri lebih menekankan bahwa kegagalan membuat pupuk yang sekali dua kali adalah hal yang wajar. Namun jika terus dicoba dan belajar dari kegagalan tersebut, nanti mungkin akan ketemu cara original yang justru hanya warga Desa Kadirejo saja yang memiliki cara tersebut.
Di akhir acara Bapak Ir. Didik Wisnu Widjajanto, M.Sc, Ph.D., menutup acara dengan mengatakan bahwa “Dosen Agroekoteknologi FPP Undip menyambut baik kerja sama lebih lanjut khususnya tentang riset di Desa Kadirejo, Pabelan, Semarang”. Semoga awal bagus di hari kelahiran Pancasila ini mampu membuat Desa Kadirejo dadi Rejo.