Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Potensi kekayaan pangan lokal Indonesia sungguh sangat besar, mengingat posisi Indonesia sebagai negara agraris. Meskipun produk pangan yang dihasilkan sangat banyak, inovasi teknologi terhadap produk pangan lokal masih cukup rendah. Hal tersebut berakibat dengan produk yang dihasilkan belum mampu menarik minat konsumen pangan di Indonesia. Oleh karena itu, inovasi teknologi terhadap produk pangan lokal mutlak harus dilakukan. Fakultas Peternakan dan Pertanian bersama dengan CEO Cimory, Ir. Bambang Sutantio mengadakan serangkaian kuliah umum
selama 3 (tiga) hari membahas mengenai hal tersebut. Pada hari pertama webinar memberikan materi mengenai industri hulu / upstream, hari yang kedua pada selasa kemarin, membahas mengenai teknologi pangan dan inovasi produk, sedangkan pada hari ketiga akan membahas mengenai agroindustri. Sebanyak lebih dari 200 peserta dari berbagai kalangan turut mengikuti acara webinar yang diadakan pada Selasa, 15 Februari 2022. Dekan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Prof. Dr. Ir. Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono, M.S., M.Agr., IPU pun turut hadir memberikan opening speech.

“Dalam menghadapi revolusi indostri 4.0 ini kita harus melakukan sesuatu kreativitas, inovasi, terutama produk di bidang makanan. Karena banyak konflik yang dapat terjadi diakibatkan oleh pangan. Oleh karena itu inovasi harus terus dilakukan. Apalagi kita yang berada di Indonesia, dengan status kita yang mana adalah negara agraris, kaya akan bidang pangan. Oleh karena itu kita perguruan tinggi, bergandengan tangan dengan industri untuk bisa menemukan kreativitas dan inovasi di bidang pangan, sehingga kita bisa unggul dan mencapai Indonesia emas, ini yang terpenting”, ungkap Prof. Dr. Ir. Bambang Waluyo Hadi Eko Prasetiyono, M.S., M.Agr., IPU (15/02).

Materi yang disampaikan oleh Ir. Bambang Sutantio pun beraneka ragam, namun hal pokok yang disampaikan adalah pentingnya inovasi akan produk pangan, seperti produk susu yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk pangan, seperti yoghurt, keju dan lain sebagainya. “Food technology bisa dimulai dari modal yang sangat kecil, tentu jangkauan sirkulasi produksi akan masih terbatas home industry, namun hal tersebut bisa menjadi pijakan kita semua untuk lebih mengembangkan hal tersebut menjadi skala yang lebih besar” ungkap Ir. Bambang Sutantio (15/02).

Share to :